DASAR KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI BISNIS
DISUSUN OLEH :
· ALYA KHAIRUNISA
(50214916)
· AYU REGITA ANDINI
(51214887)
· CHAHYANI INDAH PRATIWI
(52214308)
· EKKA NARATAMA
(53214449)
· NATHASYA MEITASARI
(57214842)
· RIZKY AMELIA PUTRI
(59214670)
· YAHYA MUHLISINALA
(5C214915)
KELAS :
2DF01
PROGRAM DIPLOMA TIGA BISNIS
KEWIRAUSAHAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah swt
atas Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Diharapkan semoga
makalah ini dapat memberi informasi kepada kita semua.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
pihak yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih
atas semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga
Allah Swt senantiasa memberkahi segala usaha kita.
Depok, Maret 2016
1. Dasar Komunikasi dan
Komunikasi Bisnis
a. Pengertian dan cakupan
Komunikasi
- Pengertian
Kata “komunikasi” berasal dari
bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba
mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan
dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada
penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap
dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama
dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran
(the channel) dan penerima (the receiver).
Joseph A Devito mengemukakan
komunikasi sebagai transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi
merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan bahwa
para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan
keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara
integral dengan elemen lain (Suprapto, 2006 : 5).
“Komunikasi antarmanusia merupakan suatu
rangkaian proses yang halus dan sederhana. Selalu dipenuhi dengan berbagai
unsur-sinyal, sandi, arti tak peduli bagaimana sederhananya sebuah pesan atau
kegiatan itu. Komunikasi antarmanusia juga merupakan rangkaian proses yang
beraneka ragam. Ia dapat menggunakan beratus-ratus alat yang berbeda, baik kata
maupun isyarat ataupun kartu berlubang baik berupa percakapan pribadi maupun
melalui media massa dengan audience di seluruh dunia…ketika manusia
berinteraksi saat itulah mereka berkomunikasi…saat orang mengawasi orang lain,
mereka melakukan melalui komunikasi” (Blake dan Haroldsen, 2003 : 2-3).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi berasal dari akar kata yang maknanya selalu (1) melibatkan
pertukaran simbol atau tanda baik verbal maupun nonverbal, (2) terbangunnya
relasi kebersamaan antara komunikator dengan komunikan. Simbol atau tanda
verbal seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan. Sementara simbol atau tanda
nonverbal seperti mimic, gerak-gerik serta suara. Terbangunnya relasi
kebersamaan ini bukan selalu sebagai hubungan yang positif seperti keakraban
atau keintiman melainkan terbentuknya kontak hubungan antara pengirim pesan
dengan penerima pesan melalui simbol atau tanda-tanda tertentu yang bersifat
verbal atau nonverbal. Aplikasi kontak simbol ini baik dilakukan dengan diri
sendiri (intrapersonal) maupun dengan pihak lain (antarpersonal).
- Cakupan Komunikasi
Cakupan/Ruang Lingkup
Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Dimensi Komunikasi
menyatakan bahwa ruang lingkup/cakupan komunikasi sebagai berikut :
1. Bentuk Komunikasi :
a) Personnal Communication (Komunikasi Pribadi) :Intrapersonnal
Communication (Komunikasi Intrapribadi)Interpersonnal Communication (Komunikasi
Interpersonal)
b) Group Communication (Komunikasi Kelompok) :Small Group
Communication (Lecture, Panel Discussion, Symposium, Seminar,Brainstorming,
Ect.)Large Group Communication / Public Speaking.c) Mass Communication
(Komunikasi Massa dengan medianya Pers, Radio, TV, Film,dsb.)
2. Sifat Komunikasi :
a) Verbal : Oral (Ucapan) & Written (Tulisan)
b) Non-verbal : Kinesikal (bahasa tubuh), Gestural (gerak-gerik tubuh), Postural (sikap tubuh), Facial Expressions (akspresi muka), Symbolic Cloting (pakaian symbol), Signal (Bel, Bedug, Morse, Simapore), Pictorial (Poster, Billboard, Rambu-rambu lalu lintas)
a) Verbal : Oral (Ucapan) & Written (Tulisan)
b) Non-verbal : Kinesikal (bahasa tubuh), Gestural (gerak-gerik tubuh), Postural (sikap tubuh), Facial Expressions (akspresi muka), Symbolic Cloting (pakaian symbol), Signal (Bel, Bedug, Morse, Simapore), Pictorial (Poster, Billboard, Rambu-rambu lalu lintas)
3. Teknik Komunikasi : Journalism, Public Relations, Advertising, Exhibition / Exposition, Propaganda, Publicity Etc.
4. Metoda Komunikasi : Informative Communication, Persuasive Communication, Coersive / Intructive Communication
5. Fungsi Komunikasi : Public Information, Publik Education, Publik Persuasion, Publik Entertaiment.
6. Tujuan Komunikasi : Social Change / Social Participation, Attitude Change, Opinion Change, Behaviour Change
7. Model Komunikasi : One Step Flow Communication, Two Step Flow Communication, Multi Step Flow Communication
8. Bidang Komunikasi : Social Communication, Managemen Communication, Bussiness Communication, Political Communication, Cultural Communication, Traditional Communication, International Communication.
9. Sistem Komunikasi : Social Responsibility System & Authoritian System
10. Interaksi Komunikasi : Komunikasi Sosial & Komunikasi
Media (1994 : 10 –11)
b. Unsur-unsur Komunikasi
Terdapat beberapa unsur dalam komunikasi antara lain:
1.Komunikator.
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan. Komunikator tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja, namun juga memberikan respons dan menjawab pertanyaan yang disampaikan sebagai dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung. (Wikipedia)
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan. Komunikator tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja, namun juga memberikan respons dan menjawab pertanyaan yang disampaikan sebagai dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung. (Wikipedia)
2.Pesan/informasi
Pesan merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambaran atau perantara lain. Pesan ini memiliki inti, yakni mengarah pada usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Inti pesan akan selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu.
Pesan merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambaran atau perantara lain. Pesan ini memiliki inti, yakni mengarah pada usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Inti pesan akan selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu.
3.Sarana komunikasi/channel
Sarana komunikasi/channel biasa disebut dengan media yang digunakan sebagai penyalur pesan dalam proses komunikasi. Pemilihan sarana/media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan.
Sarana komunikasi/channel biasa disebut dengan media yang digunakan sebagai penyalur pesan dalam proses komunikasi. Pemilihan sarana/media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan.
4.Komunikan/penerima/receiver.
Komunikan merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok. Dalam proses komunikasi, komunikan adalah elemen penting karena dialah yang menjadi sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk dapat mengerti pesan yang disampaikan dengan baik.
Komunikan merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok. Dalam proses komunikasi, komunikan adalah elemen penting karena dialah yang menjadi sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk dapat mengerti pesan yang disampaikan dengan baik.
5.Umpanbalik/feedback.
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus bertukar peran.
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus bertukar peran.
6.Dampak/effect
Dampak merupakan efek perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan. Bila sikap dan tingkah laku komunikan berubah sesuai dengan isi pesan maka komunikasi telah berjalan dengan baik. Dampak/efek sesungguhnya dapat dilihat dari personal opinion, public opinion maupun majority opinion. Namun semuanya mengarah kepada perubahan yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan.
Dampak merupakan efek perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan. Bila sikap dan tingkah laku komunikan berubah sesuai dengan isi pesan maka komunikasi telah berjalan dengan baik. Dampak/efek sesungguhnya dapat dilihat dari personal opinion, public opinion maupun majority opinion. Namun semuanya mengarah kepada perubahan yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan.
c. Bentuk Dasar
Komunikasi
Komunikator
yang efektif tentu saja memiliki beberapa alat komunikasi bila
ingin menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana menempatkan kata yang
mampu membentuk suatu arti, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih menarik,
bagaimana mengajak peserta untuk ikut aktif (berpartisipasi) dalam diskusi,
bagaimana menyelipkan humor yang mampu menghidupkan suasana, bagaimana
menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, apakah dilakukan melalui
tulisan (written) atau ucapan/lisan (oral).
Pada
dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia
bisnis maupun nonbisnis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing
bentuk komunikasi tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Komunikasi Verbal (Verbal
Communications)
Komunikasi verbal merupakan salah satu
bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan
(written) maupun lisan (oral). Dalam kehidupan sehari-hari seperti
Anda mengirim surat atau telepon kepada orang tua Anda, teman Anda, pacar Anda,
Anda berbincang-bincang atau ngobrol dengan teman Anda, Anda ngerumpi dengan
tangga sebelah, Anda membaca puisi di depan kelas, Anda mempresentasikan
makalah dalam suatu acara seminar, Anda membaca surat kabar, majalah, jurnal,
Anda mendengarkan radio, menyaksikan dan mendengarkan acara televisi dan
sejenisnya merupakan contoh bentuk-bentuk komunikasi verbal.
Dalam dunia bisnis, beberapa contoh
komunikasi verbal antara lain penyampaian pesan melalui surat, memo, teknologi
komunikasi modern, rapat pimpinan, briefing kepada karyawan, wawancara kerja, dan
presentasi. Penyampaian pesan lewat tulisan maupun lisan tentu memiliki suatu
harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan
dikatakan.
2. Komunikasi Nonverbal
Bentuk
komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi
nonverbal. Menurut teori antropology sebelum manusia menggunakan kata-kata,
mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language)
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa
contoh perilaku yang ditunjukkan dengan komunikasi nonverbal:
• Seseorang yang
menggigit giginya sendiri (istilah Jawanya : getem-getem) untuk menunjukkan
kemarahan.
• Seseorang yang sedang tersenyum dan melakukan jabat tangan dengan orang
lain untuk mewujudkan rasa senang, simpati dan penghormatan.
• Seseorang yang membuang muka (istilah Jawanya :mlengos) untuk menunjukkan
suatu sikap rasa tidak senang terhadap orang lain.
• Seseorang yang menggelengkan kepala untuk menunjukkan suatu sikap menolak
atau ketidaksetujuan terhadap sesuatu.
• Seseorang yang menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau OK.
• Pernahkah Anda memperhatikan seseorang yang "grogi" (nervous)
saat berpidato di depan umum? Coba simak dengan baik, bagaimana gerak tangan
dan kakinya? Bukankah tangan dan kakinya bergerak atau bergetar secara tak
teratur, bagaikan seseorang yang sedang kedinginan (bahasa Jawanya : ngewel).
Pendek
kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang
berbagai perasaan orang baik rasa senang, benci, cinta, rindu dan
berbagai macam perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi nonverbal berbeda dengan
komunikasi verbal didalam cara yang cukup mendasar.
Ada beberapa jenis komunikasi nonverbal
lainnya seperti arti suatu warna dan gerak-isyarat tertentu, yang akan
bervariasi dari suatu waktu ke waktu. Warna gelap seperti
hitam mempunyai makna kedukaan atau kesusahan. Coba Anda perhatikan pada saat
terjadinya musibah kematian seseorang (layatan), maka
kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian warna gelap
(hitam). Lain halnya dengan warna-warna cerah yang banyak dikenakan pada
saat-saat berlangsungnya suatu pesta. Itulah sebabnya maka
warna juga termasuk kedalam salah satu bentuk komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal
juga berbeda dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian suatu pesan yaitu
secara spontan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu,
seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakan.
Misalnya, ketika seseorang mengatakan "Tolong, bukakan pintu itu,"
maka pada saat itu seseorang dengan sadar telah mempunyai tujuan atau maksud
tertentu. Tetapi, ketika seseorang berkomunikasi secara nonverbal, ia
seringkali melakukan sesuatu secara tidak sadar.
Contoh yang paling sederhana adalah
ketika seseorang yang secara spontan mengerutkan dahi, raut muka yang berubah,
atau mata berkedip-kedip secara tidak sengaja atau otomatis. Hal-hal
tersebut merupakan sesuatu yang bersifat alami (natural) dan tak pernah
direncanakan sebelumnya. Contoh lain, tatkala Anda melihat buku agenda kerja
Anda dibuat mainan anak-anak Anda yang masih lucu-lucu, maka apa reaksi Anda
pada saat itu? Marah, kesal, gemas campur jadi satu! Contoh lain lagi, ketika
Anda memperoleh kabar bahwa anak satu-satunya yang Anda sayangi memperoleh
penghargaan sebagai juara pertama dalam lomba penulisan karya ilmiah tingkat nasional!
Apa reaksi anda pada saat itu? Senang, gembira, terharu, jadi satu! Coba Anda
perhatikan bagaimana ekspresi wajah teman-teman Anda yang menghadapi masalah,
kesusahan maupun mereka yang senang atau gembira. Silahkan coba amati suasana
kerja di lingkungan Anda masig-masing!
d. Bisnis Dalam Pandangan
Komunikasi
Dalam
konsep dan azas komunikasi modern yang lebih menekankan pada kebutuhan
komunikan dan kesiapan dari komunikan dalam proses komunikasi, hal ini lebih
pentinga dari fungsi pesan dan tujuan dari komunikator, ini disebabkan oleh
prinsip – prinsip yang lebih modern yang lebih mempertimbangkan dan
memperhitungkan pada peluang dari pada produksinya. Walaupun konsep permintaan
berkaitan dengan konsep permintaan (Anda dapat mempelajari ekonomi mikro),
tetapi dalam kenyataan di pasar tidak secara otomatis jika pada saat kelebihan
barang dan jasa secara langsung akan membuat pasar menjadi jenuh atau
sebaliknya dengan kelangkaan barang dan jasa akan menyebabkan timbulnya suatu
peluang pasar, mengapa demikian, hal ini disebabkan oleh :
1. Secara realita psikologis suatu kebutuhan dapat
diciptakan.
Kebutuhan akan barang secara individual, dalam kontek ini peluang pasar
dapat di buat dengan mekanisme komunikasi secara berkesinambungan dengan
membentuk nilai – nilai social, preferensi dan fungsi.
2. Peluang pasar ditentukan oleh citra, kebutuhan dan perilaku
konsumen tentang barang dan jasa. Jika suatu produk dapat menyakinkan konsumen
dalam hal kredibilitas, memiliki fungsi, ada jaminan keamanan dan memiliki
keunggulan lain, maka peluang pasar akan terbentuk.
Secara umum selalu timbul permasalahan
dimana konsumen – pasar tidak mengetahui informasi dan keberadaa barang dan
jasa di pasar, yang disebabkan umumnya kurang baik dan kurang memadai dalam
menjalankan strategi komunikasi. Hal ini harus dikembangkan strategi komunikasi
yang baik dan efektif ke pasar, yaitu dengan menjalankan promosi, seperti :
a. Kegiatan hubungan
antar manusia
b. Kegiatan hubungan
masyarakat
c.
Kegiatan advertensi atau iklan
d.
Kegiatan promosi melalui media elektronik
e.
Kegiatan promosi dan penjualan melalui media internet
f.
Mengembangkan system informasi perusahaan
g.
Mengembangkan keahlian komunikator dalam bisnis
2. Peranan Komunikasi Dalam Bisnis
1. Tujuan dari Komunikasi Bisnis
Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu; memberi informasi
(Informing) persuasi (persuading) dan melakukan kolaborasi, (collaborating)
dengan audiens (pelanggan).
a. Memberi informasi
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang
berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain, contoh seorang pemimpin
perusahaan ingin mendapatkan pegawai yang diharapkan, maka Dia memasang iklan
melalui mass media, memasang websitus/situs di jalur internet, dalam hal ini
setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan dilihat dari jangkauan dan
biayanya, untuk itu harus memilih media mana yang akan dipilih.
Dan itu tergantung pada kebijakan perusahaan dengan melihat kemampuan
internal perusahaan tersebut. Contoh yang lain misalnya sebuah Departemen Store
memasang tulisan discotn besar-besaran pada produknya.
b. Memberi persuasi
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah memberikan persuasi kepada pihak lain
agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan benar, hal ini sering
dilakukan terutama yang berkaitan dengan penegasan konfi rmasi pesanan
pelanggan atau negoisasi dengan pelanggan, agar kedua pihak memperoleh manfaat
secara bersama-sama tanpa ada yang merasa dirugikan.
c. Melakukan Kolaborasi
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan kolaborasi, atau
kerja sama bisnis antara seseorang dengan orang lain, melalui jalinan
komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah melakukan kerja sama
bisnis, saat sekarang seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi
maka seseorang dapat menggunakan berbagai media telekomunikasi seperti telpon,
faksimile, telpon seluler, internet surat elektronik, teleconference. Teknologi
komunikasi tersebut sangat penting artinya dalam pererat kerja sama bisnis
2. Umpan Balik dan
Bentuknya
- Umpan Balik
Dalam setiap kegiatan komunikasi
merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan lambang ataupun keinginan untuk
mengubah pendapat orang lain yang merupakan juga suatu usaha untuk mengadakan
hubungan sosial. Pada peristiwa lain, seorang pimpinan menegur anak buahnya
karena berbuat kesalahan sehingga anak buah tersebut menyesali perbuatannya. Pengarahan
dan teguran tersebut disamakan dengan pesan (message), sedangkan tepukan tangan
dinamakan umpan balik. Antara umpan balik dan pesan terdapat hubungan sebab
akibat (causalitas). Pesan (message) itu dapat berbentuk bermacam-macam seperti
pidato, pengarahan, intruksi, tugas, perintah, analisis, dll. Pesan dapat juga
berbentuk tulisan, lisan, gambar-gambar dan bahkan demonstrasi atau
penghargaan. Umpan balik (feed back) pun dapat berbentuk bermacam-macam seperti
hasil (pelaksanaan suatu tugas), laporan, sikap yang timbul, pertanyaan,
reaksi, dsb. Sebagaimana pesan maka umpan balikpun dapat berupa tulisan, lisan,
peragaan, dsb. Umpan balik yang baik diperlukan syarat-syarat tertentu antara
lain :
1. Umpan balik hendaknya jujur
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
2. Umpan balik hendaklah tentang sesuatu
yang khusus dan jelas bukan sesuatu secara umum dan kabur.
3. Umpan balik hendaklah mengenai
sesuatu dimana orang yang bersangkutan dapat berbuat apa-apa. Umpan balik
tentang sesuatu di mana orang yang bersangkutan tidak dapat berbuat apa-apa
adalah umpan balik yang tidak berguna dan malah bisa menimbulkan perasaan
mendongkol.
4. Umpan balik hendaklah jangan bersifat
penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah judgement bukan evaluasi. Umpan balik
yang bersifat penilaian yang jujur sekalipun masih dapat menimbulkan akibat
yang buruk, maka sebaiknya umpan balik seperti itu dihindarkan.
5. Umpan balik hendaklah deskriptif,
sehingga betul-betul jelas . dalam hal ini memerlukan gambaran apa yang
dikehendaki jelas dan terang. Prinsip deskriptif itu mengajarkan pula bahwa
umpan balik hendaknya mengungkapkan juga yang baik disamping sesuatu yang perlu
diperbaiki lagi. Dalam hal ini kita sering lupa selalu mengungkapkan yang buruk
tanpa menyatakan yang baiknya sehingga jarang sekali melihat titik-titik terang
dalam pengembangan seseorang.
6. Umpan balik hendaklah bersifat hasil
oriented dan bukan person oriented. Dalam hal ini maka yang diutamakan bukan
orangnya tetapi kerjanya.
7. Umpan balik hendaklah memperhatikan
timing , tidak ada patokan tentang waktu.
- Bentuk-bentuk
umpan balik antara lain :
1. External Feedback
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
2. Internal Feedback
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
3. Direct Feedback atau Immediate Feedback
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
4. Indirect Feedback atau Delaiged Feedback
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
5. Inferential Feedback
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
6. Zero Feedback
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
7. Neutral Feedback
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
8. Positive Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
9. Negative Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
3. Kesalahpahaman dalam
komunikasi bisnis
Missunderstanding
(kesalahpahaman) merupakan salah satu kendala komunikasi efektif dan sangat
berpeluang menciptakan konflik. Suatu kondisi salah paham biasa dimunculkan
ketika suatu informsi yang diterima oleh seseorang memiliki makna atau esensi
yang berbeda dari yang dimaksudkan oleh si pemberi atau penyampai informasi.
Kesalahpahaman ini banyak sekali bentuknya, mulai dari hal-hal sepele dalam
kehidupan sehari-hari, sampai kesalahpahaman oleh kalangan elit politik yang
menentukan kehidupan orang banyak.
Salah satu bentuk
kesalahpahaman yang cukup “parah” adalah cultural misunderstanding, atau
kesalahpahaman kultural. Dalam hal ini, budaya dan kebiasaan yang melekat
menjadi penghalang terjalinnya komunikasi yang efektif. Misalnya, seorang
lelaki Sunda memiliki menantu pemuda Jawa. Saat si menantu akan makan, demi
kesopanan dan etika, dia menawari mertuanya. Di Jawa, untuk menawari makan
orang yg lebih tua, digunakan kata “dhahar” yang artinya sudah sangat halus.
Padahal, jika kata “dhahar” ini digunakan untuk orang Sunda, artinya menjadi
sangat kasar, karena orang Sunda menggunakan kata “tuang” untuk kata makan yang
paling halus.
Rata-rata
kesalahpahaman memang terjadi pada komunikasi yang masih dasar, yakni tahapan
komunikasi yang menyenangkan. Dalam tahapan ini, komunikator dan komunikan
merasa masih belum perlu membahas masalah secara detail, sehingga kadang
terselip beberapa poin yang menjadi sumber kesalahpahaman. Berbeda dengan
tahapan lain, misalnya komunikasi untuk hubungan yg lebih baik, yang walaupun
kadang tetap ada yg namanya salah paham, namun sudah dalam jumlah yang minimal.
Kondisi kesalahpahaman
semacam ini umumnya disebabkan karena tingkat kemampuan berkomunikasi yang
kurang baik, entah itu dalam hal menyampaikan informasi maupun dalam hal menerima
informasi. Disini kemampuan berkomunikasi memegang peranan yang sangat penting.
Bagaimanapun juga, kemampuan berkomunikasi seseorang turut menentukan efektif
tidaknya hubungan yang dibangun dengan orang lain.
Ada beberapa cara
untuk menghindari kesalahpahaman. Yang paling penting adalah meningkatkan
kemampuan berkomunikasi. Kemampuan ini bisa kita tingkatkan dengan, misalnya,
banyak membaca koran atau tulisan lain yang memakai tata bahasa efektif dan
sistematis. Dengan rutin membaca, kosakata kita akan semakin kaya dan
mempermudah untuk menjalin komunikasi. Selain itu, jangan lupa tanyakan kepada
lawan bicara hal-hal yang kita belum jelas maksudnya.
Cara ini membantu
untuk menghindari salah paham akibat salah persepsi. Cara yang lain, tingkatkan
sensitivitas kita pada lawan bicara dan kurangi sensitivitas dari lawan bicara.
Dengan kata lain, tingkatkan kepekaan kita untuk merasakan perasaan lawan
bicara, agar kita lebih berhati-hati dalam memilih dan menyampaikan kata.
Sebaliknya, kurangi kepekaan kita dari kata-kata yang diucapkan oleh lawan
bicara. Jangan sampai kita tersinggung oleh hal-hal sepele, hanya karena kita
terlalu sensitif dalam menanggapi orang lain.
4. Memperbaiki
Komunikasi dalam Organisasi
Untuk dapat melakukan
komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan, antara lain :
persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai
hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
http://tikadwityastuti.blogspot.co.id/2015/04/peranan-komunikasi-dalam-dunia-bisnis.html
3.Komunikasi dalam Organisasi
Pola Komunikasi Bisnis
Menurut Djoko Purwanto (2003:26) Pola komunikasi (patterns of communications)dapat dibedakan kedalam pola komunikasi saluran komunikasi formal yaitu:
a) Komunikasi dari atas ke bawah
Menurut Katz dan
Kahn, komunikasi dari atas ke bawah mempunyai limatujuan pokok, yaitu
;
• Untuk memberikan pengarahan atau mstruksi kerja tertentu.
• Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
• Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.
• Untuk Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan.
• Untuk menyajikan informasi
mengenai aspek ideologi dalam membantu
organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Salah satu
kelemahan komunikasi dari atas ke bawah adalah kemungkinan
terjadinya penyaringan ataupun sensor informasi penting yang ditujukan ke para bawahannya. Dengan kata lain,
informasi yang diterima para bawahan
bisa jadi tidak selengkap aslinya.
b) Komunikasi dari bawah ke atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas berarti alurinformasi berasal dari bawahan
menuju keatasan. Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya
kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi (laporan) yang baik-baik saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan
negatif atau tidak disenangi oleh atasan cenderung disimpan dan tidak disampaikan.
c) Komunikasi horizontal
Komtmikasi horizontal atau sering disebut juga adengan istilah komunikasi lateral adalah
komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu
organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan
informasi kepada bagian/departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
d) Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi
ini melibatkan komunikasi antara dua tingkat/level organisasi yang berbeda. Bentuk komunikasi Diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah
• Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional.
•Memungkinkan
individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Salah satu kelemahannya adalah bahwa komunikasi ini dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah
berjalan normal.
Mengelola Komunikasi Bisnis
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola komunikasi, yaitu :
1. Penanganan pesan-pesan
yang bersifat rutin
Untuk dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalkan biaya, seorang manajer
perlu memperhatikan hal berikut ini:
1.
Mengurangi jumlah pesan
2.
Instruksi yang jelas
3.
Mendelegasikan tanggung jawab
4.
Melatih petugas
2.
Penanganan Krisis Komunikasi
Cara penanganan krisis di suatu
perusahaan tentu berbeda dengan perusahaan lain. Namun, munculnya krisis dalam
suatu perusahaan dapat mempunyai pengaruh terhadap masa depan produk maupun
reputasi perusahaan bersangkutan. Dalam kaitannya dengan krisis komunikasi
tersebut, ada 2 falsafah dalam komunikasi yaitu:
1. Bersikap diam, tidak mengatakan
sesuatu, atau
2. Katakan apa yang terjadi dan segera
Namun, beberapa ahli hubungan masyarakat
(public relation) menyarankan agar perusahaan menangkis rumor yang beredar
dalam masyarakat dengan cara menjelaskan dengan cara apa yang menjadi
masalahnya secara terbuka tanpa ditutup-tutupi kepada public (masyarakat umum)
dan karyawan-karyawannya. Pada saat yang sama, perusahaan harus mencari sumber
masalahnya dan berusaha mengendalikannya. Satu hal yang paling penting dalam
menangani setiap kasus adalah mengusahakan agar pikiran tetap dalam kondisi
tenag, kalem, dan tidak gegabah. Tenang dalam artian bahwa penanganan suatu
kasus perlu pemikiran jernih dan tidak dalam kondisi emosional. Suatu tanggapan
yang rasional akan membantu memberikan inspirasi untuk mempertinggi rasa
percaya diri.
Dalam situasi krisis ekonomi, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan seperti :
1.
Siapkan tim yang terampil atau cekatan dalam penanganan krisis
2.
Usahakan agar manajemen puncak segera bertindak pada saat krisis terjadi
3.
Ciptakan sebuah pusat informasi sebagai representasi perusahaan yang
dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronik komunikasi
4.
Ceritakan suatu kejadian secara menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang
ada yang salah segera mohon maaf
5.
Tunjukkan keseriusahan perusahaan, bukan saja dalam pernyataan tetapi dalam
wujud nyata.
Masalah Komunikasi Dalam Bisnis
Dalam berbisnis, Anda perlu berkomunikasi. Dalam mengkomunikasikan bisnis,
Anda mungkin punya masalah. Ada enam kendala yang mungkin muncul dalam mengkomunikasikan
bisnis Anda. Berikut ini adalah rincian kendala itu dan cara untuk
mengatasinya.
1. Struktur komunikasi
yang buruk
Struktur sebuah komunikasi adalah faktor esensial, yang menentukan
baik-buruknya komunikasi bisnis Anda. Tidak penting apakah audience Anda hanya
satu orang atau ribuan orang, struktur komunikasi yang baik tetaplah yang
terbaik di tengah bisingnya lingkungan bisnis dan pemasaran saat ini. Pesan
Anda, tetap harus ‘terdengar’ di tengah riuh-rendahnya semua itu.
Struktur komunikasi yang baik mengikuti pola:
– Pembukaan
– Isi
– Penutup
Kemudian: Umum -> khusus -> umum, atau global -> detil ->
global
2. Penyampaian yang lemah
Tidak terlalu masalah apakah pesan komunikasi Anda penting atau impresif,
jika Anda menyampaikannya tanpa ‘tonjokan’, Anda tidak bisa meyakinkan orang
sesuai yang Anda harapkan. Lebih dari itu, jika ‘tonjokan’ Anda sudah telak
pun, tetaplah pesan Anda perlu waktu untuk punya efek.
Pesan Anda harus bertenaga. Pesan Anda tidak boleh seperti lawakan yang
tidak lucu.
Janganlah Anda campuradukkan antara penyajian dengan penyajinya. Penyajinya
mungkin pemalu, tapi jika pesannya bisa menonjok, maka audience akan bergantung
pada setiap kata yang keluar dari mulutnya. Jadi, tidak usah ragu tentang siapa
diri Anda. Khawatirlah tentang pesan Anda. ‘Menonjok’kah, atau hanya sekedar
‘mengelus-elus’ saja.
3. Penggunaan media yang
salah
Tak perlu Anda menyelenggarakan sebuah meeting besar dengan menghadirkan
semua orang dalam organisasi, hanya untuk memberitahukan bahwa para pegawai
kini tidak lagi mendapatkan ballpoint gratis dari kantor. Memo kecil yang
diedarkan sudah lebih dari cukup.
Begitu pula, pilihlah dengan tepat media komunikasi bisnis Anda. Jika
koran, apakah koran lokal atau koran nasional? Jika TV apakah TV lokal atau TV
nasional? Jika majalah, apakah semua majalah atau majalah bisnis saja? Jika
billboard, apakah memang perlu di setiap sudut jalan? Apa yang menjadi
pengecualian, mungkin hanya internet, karena murahnya biaya.
Dalam berpresentasi, jika Anda menggunakan PowerPoint, apakah memang perlu
menjejalinya dengan segala data dan bagan yang terkait? Apakah itu memang perlu
atau bisa dilakukan hanya dengan selembar atau dua lembar fotokopi?
Jika pesan Anda kompleks, maka berilah ruang lebih untuk audience agar
mereka bisa mencerna pesan Anda dengan lebih leluasa. Di kamar tidur, di kamar
mandi, di restoran, di mobil saat hendak ke kantor, sambil berlari di
treadmill, dan sebagainya. PowerPoint, hanya dilakukan di ruangan tempat Anda
bicara. Waktu audience sempit, dan mereka tidak punya infocus di kamar
mandinya.
Berilah ruang lebih bagi audience agar bisa mencerna pesan Anda sesuai
kecepatan mereka.
4. Pesan yang campur aduk
Jika pesan Anda campur aduk, maka Anda tidak merengkuh audience, melainkan
mengasingkan mereka ke sebuah pulau terpencil di kutub selatan sana.
Berhati-hatilah Anda dengan dua hal ini:
1. Menggunakan jargon yang mungkin dikenal, tapi sulit dicerna dan dipahami.
2. Mencoba menghemat waktu dan kertas dengan menjejalkan lebih dari satu
pesan menjadi pesan tunggal.
Contoh 1:
Anda membuat pengumuman tentang pemotongan anggaran untuk biaya telepon,
yang di dalamnya managemen meminta para pegawai untuk mengambil sikap dan
perilaku tertentu, kemudian Anda sekaligus juga mengumumkan tentang family
gathering perusahaan.
Contoh 2:
Anda mengumumkan tentang larangan untuk memberi hadiah kepada klien, dan
pada saat yang sama Anda memberikan PENGECUALIAN untuk klien baru tertentu yang
berpotensi besar bagi perusahaan. Dan Anda, sama sekali tidak memberi rincian
dan pedoman tentang “klien baru berpotensi” itu.
5. Salah audience
Salah audience, pasti dimulai dari diri Anda sendiri. Misalnya, Anda
memberikan topik A yang menurut Anda sedang hot di pasaran. Dalam presentasi,
Anda menyampaikan berbagai hal yang justru sedikit sekali hubungannya dengan
topik A. Menurut Robert Cialdini, presenter yang demikian disebut dengan
‘smuggler of influence’. Jika hal demikian memang disengaja, maka Anda bisa
disebut sebagai ‘penjahat presentasi’.
Dalam faktanya, jika pun Anda sudah mati-matian memilih topik yang menurut
Anda tepat, tetaplah Anda berpeluang untuk menuai audience yang salah. Dan jika
kesalahan itu tak tertebus sampai dengan akhir presentasi Anda, alias audience
tidak memperoleh ‘keuntungan substitusi’ dari presentasi Anda, maka Anda akan
disesali oleh audience Anda.
QA Communication pun mengalami hal ini. Topik workshop yang berjudul “CARA
EDAN: LEBIH PERCAYA DIRI BERBICARA KUNCI SUKSES MEMIMPIN, MENJUAL, DAN
BERPRESENTASI”, masih menuai audience yang berharap bahwa workshop itu adalah
tentang teknik presentasi, atau setidaknya mencapai percaya diri dengan teknik
presentasi. Padahal, workshop itu adalah tentang fenomena booster untuk rasa
percaya diri berbicara, yang jauh lebih penting dari persoalan teknis
presentasi semata. Dan padahal, topik itu juga telah diupayakan agar bisa
menuai audience yang netral, yaitu siapapun yang ingin percaya diri dalam
berbicara. Di workshop berikutnya (ParaSpeaking dan Performance Speaking),
barulah mereka akan mendapatkannya. Gitu lho…
Hati-hati juga, jika Anda akan berpresentasi di sebuah event di mana ada
banyak penyaji selain Anda. Anda bisa terpengaruh untuk ‘melakukan penyesuaian’
di detik-detik terakhir sebelum Anda maju dan berbicara. Waspadalah karena Anda
bisa terjebak pada perubahan yang justru tidak Anda inginkan. Sekalipun, topik
penyaji lain memang lebih menarik menurut Anda.
Salah audience, bisa menjadi kesia-siaan bagi Anda dan tentu saja… audience
Anda.
Pilihlah audience Anda dahulu, baru pilihlah topik Anda.
6. Lingkungan yang
menganggu
Lingkungan yang mengganggu jelas kendala komunikasi bisnis buat Anda. Suara
nada sambung handphone saat Anda bicara adalah contohnya. Apapun bentuknya,
gangguan dari lingkungan akan membuat bicara Anda tidak bisa optimal didengar.
Beberapa hal ini perlu Anda perhatikan:
– Suara Anda tidak terlalu keras
– Banyak audience yang mengobrol saat Anda bicara
– Suara dari luar ruangan, dari jalanan, raungan sirine dari ambulan,
pemadam kebakaran atau polisi
– Suara dari ruangan sebelah
– Bunyi handphone dari kantong audience
– Interupsi
– Sesi bicara yang terlalu menegangkan
– Pikiran audience yang melanglang buana (lihat mata mereka)
– Slide Anda (atau isinya) terlalu kecil atau layarnya terlalu jauh
– Terlalu banyak daya tarik dari luar ruangan karena pintu yang terbuka
atau jendela yang tembus pandang
– AC ruangan terlalu dingin atau bahkan tidak menyala
– Maaf, ada yang kentut di dalam ruangan yang tertutup
Apapun harus Anda lakukan demi fokusnya audience Anda. Sebab gangguan
lingkungan, bisa membuat presentasi Anda hanya berjarak selangkah dari
‘nothing’.
CONTOH KASUS dalam PERUSAHAAN
Pekerja Menuntut
Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau perusahaan
konflik antar individu akan sering terjadi. Konflik yang sering terjadi
biasanya adalah karena masalah komunikasi yang kurang baik. Sehingga cara
mengatasi konflik dalam perusahaan harus benar-benar dipahami manejemen inti
dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul.
Contoh Kasus:
Kru British Airways Mogok 3 Hari, 1.100 Penerbangan Akan Dibatalkan
London – Maskapai penerbangan Inggris, British Airways (BA) dilanda aksi
mogok kerja para krunya. Ribuan kru kabin BA hari ini memulai aksi mogok yang
akan berlangsung tiga hari.
Mogok tersebut dilakukan untuk memprotes rencana pengurangan ongkos
operasional BA yang akan berdampak pada gaji pekerja.
Sebelumnya BA berencana menghemat belanja sebanyak 62,5 juta poundsterling
untuk mengatasi dampak negatif yang muncul karena menurunnya penumpang,
fluktuasi harga bahan bakar dan persaingan dengan maskapai lainnya.
Lebih dari 1.000 penerbangan BA akan mengalami pembatalan selama tiga hari
pemogokan tersebut. Mogok kerja ini dilakukan setelah negosiasi antara pimpinan
serikat dagang terbesar Inggris, Unite, Tony Woodley dengan kepala eksekutif BA
Willie Walsh menemui jalan buntu.
“Dengan kekecewaan besar saya harus katakan bahwa semua negosiasi telah
gagal,” kata Woodley kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu
(20/3/2010).
“Perusahaan ini (BA) tidak ingin bernegosiasi, perusahaan ini hanya ingin
berperang dengan anggota-anggota saya,” imbuh Woodley.
Total 1.100 penerbangan BA dari sekitar 1.950 penerbangan yang dijadwalkan
selama aksi mogok ini akan dibatalkan.
BA bertekad untuk tetap menerbangkan setidaknya 60 persen penumpang dengan
mengandalkan para staf yang tidak ikut mogok. BA juga akan menggunakan 22
pesawat dengan pilot dan kru dari delapan maskapai Eropa lainnya.
(sumber: detik.com)
Penjelasan Kasus:
Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawati
dengan atasan dalam masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan
dengan sistem yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan
dan bawahan terjadi kemungkinan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
misalnya mogok kerja, bahkan demo.
Dari kasus tersebut, dapat dilakukan beberapa hal untuk mengurangi masalah
komunikasi dalam berbisnis, diantaranya:
1. Membentuk suatu sistem
informasi yang terstruktur agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi.
Misalnya, dengan membuat papan pengumuman atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Membuat komunikasi dua
arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan harmonis. Misalnya, dengan
membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi melalui rapat rutin akan
mengurangi masalah di lapangan.
3. Beri pelatihan dalam
hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan
pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan
meminimalkan masalah dalam hal komunikasi.
Jika masalah komunikasi dapat di antisipasi dengan cara seperti diatas maka
akan berkurangnya kekeliruan dalam berkomunikasi dan dapat menjalankan suatu
kegiatan dengan baik.