TUGAS KEWIRAUSAHAAN
“ 5 WIRAUSAHAWAN SUKSES ”
OLEH
Kelompok TTL
Nama Kelompok :
·
Chahyani Indah Pratiwi (52214308)
·
Lisa Arliana (56214099)
·
Nathasya Meitasari (57214842)
Kelas :
2DF02
Tahun
2015
Universitas Gunadarma
Depok
1. Meity Amelia – Bakery &
Cake (RandVille island)
Kegemarannya
mengamati sang ibu saat membuat aneka kue sejak kecil, menjadikan wanita ini
tertular bakat dan keahlian sang ibu. Alhasil, kebiasaan itu menjadi hobi
hingga menghantarkan wanita bernama Meity Amelia ini meraih kesuksesan dalam
mendirikan toko kue yang saat ini terus berkembang.
Wanita
kelahiran Gorontalo ini mengakui, sejak belia dirinya sudah dapat membuat
puding dan roti goreng sendiri. Selain itu, didikan orang tua membentuk
Meity paham tentang bisnis. Hal ini tampak saat ia memberanikan diri
berjualan permen dari gula merah buatannya sendiri di sekolah. Namun
tanpa disangka, jualannya pun laris terjual setiap harinya.
Sehingga
toko kue Grandville Island, Bakery dan Cake Shop di kompleks pertokoan Green
ville, Jakarta Barat menjadi perintisan awalnya. Ia mulai merintis hanya dengan
bermodalkan 1 mixer kecil, 1 oven biasa, 1 meja dan 1 lemari pendingin. Bisnis
itu pun berkembang dan banyak diminati.
Meity
pun menjual lebh dari 60 jenis kue, seperti kue tart dan kue-kue kering, snack dan roti dan
kue-kue untuk hari besar seperti hari lebaran, Natal dan Tahun Baru. Bentuknya
pun cukup variatif, sebab kue-kuenya dihiasi dengan sentuhan artistik, sehingga
tampak lebih menarik dan indah.
Keberuntungan
memang ada di pihak Meity lantaran hari demi hari penjualan kuenya semakin
laris manis. Tanpa terkecuali pemesanan dalam partai besar pun diterima
olehnya. Apabila menjelang hari raya Lebaran, Natal dan Tahun Baru, maka
permintaan semakin meningkat, sehingga Meity harus mempekerjakan karyawan untuk
membantunya. Sekarang ini ia dibantu 13 karyawan.
Kesuksesan
yang diraihnya tak lepas dari ketekunan serta konsistensinya dalam menyediakan
kue sehat dan menarik. Seperti mottonya bahwa "kualitas di atas
kuantitas", dimana kue-kue buatannya terbuat dari bahan-bahan pilihan
terbaik.
2.
Gigin
Mardiansyah – Boneka horta
Awalnya, Gigin Mardiansyah
terinspirasi oleh ide seorang dosen Agronomi dan Hotikultura IPB, Dr. Ir. Ni
Made Armini Wiendi yang memiliki gagasan untuk membuat media edukasi untuk
anak-anak agar mereka dapat mengenal dan mencintai pertanian sejak dini, melalui
kegiatan yang mereka sukai, yaitu bermain. Akhirnya ide tersebut direalisasikan
oleh tujuh mahasiswa IPB jurusan AGH angkatan 39, yaitu Gigin Mardiansyah dan
enam orang temannya (Imam, Rahmat, Asep, Nur Heidy, Nisa, dan Agustina). Ide
itu diaplikasikan menjadi sebuah boneka tanaman atau boneka rumput, karena pada
tahun itu sedang ramai boneka barbie. Boneka tersebut diberi nama Horta,
kepandekan dari Holtikultura yang merupakan program studi/jurusan tujuh
mahasiswa IPB ini. Kemudian ide tersebut diikutkan dalam kegiatan program
kreatifitas mahasiswa (PKM) tahun 2004/2005 dan setelah berhasil menjadi juara
pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), boneka horta terus dikembangkan
hingga sekarang.
Pada tahun 2004 hingga 2007, usaha
boneka horta masih dikelola oleh tujuh mahasiswa tersebut. Namun, pada tahun
2007, mereka telah lulus dari Universitas dan empat orang dari mereka mencari
pekerjan di tempat lain, sehingga pada tahun 2007 hingga 2009 yang mengambil
alih pengelolaan boneka tersebut hanya tiga mahasiswa (Asep, Gigin, Nisa) dan
diketuai oleh Gigin. Sejak tahun 2009, boneka horta sudah di patenkan atas nama
IPB dan secara hukum sudah dilegalkan dalam bentuk usaha CV. D’Create. Saat ini
mereka belum mempunyai hubungan kerjasama dengan perusahaan lain.
Awal mereka memperkenalkan boneka
ini melalui pameran dan bazaar di kampus IPB Dramaga dan mengikuti kegiatan
lomba-lomba inovasi bisnis tingkat nasional seperti lomba wirausaha mandiri,
lomba wirausaha muda berprestasi Menpora, dan lain-lain, sehingga banyak orang
yang mengenal dan mereka diliput serta dikenal melalui media cetak maupun
elaktronik. Selain itu, mereka memasarkannya melalui internet, jejaring sosial,
iklan, dan lain-lain.
Boneka horta terbuat dari serbuk
kayu (limbah industry penggergajian kayu), benih rumput, pupuk, lem dan
bahan-bahan boneka yg lain seperti pita, mata, stocking, dll. Cara pembuatannya
mudah, yaitu dengan memasukan semua bahan utama kedalam stocking, kemudian
dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan (seperti bentuk sapi, katak, macan,
dll), kemudian baru finishing dengan cara menempelkan aksesoris boneka dan
dikemas menggunakan kain tile. Yang membedakan boneka horta dengan boneka
yang lain adalah adanya rumput/tanaman yang bisa tumbuh pada bagian
kepala/punggung boneka horta apabila boneka tersebut disiram dengan air.
Dipertumbuhan tanaman inilah nilai lebihnya, karena dengan adanya tanaman yang
tumbuh tersebut, seorang anak bisa belajar untuk mengenal dan mencintai
tanaman, menumbuhkan rasa tanggung jawab dan disiplin anak-anak minimal
terhadap mainannya karena mereka diharuskan menyiram dan merawat bonekanya
dengan baik. Selain menumbuhkan tanaman/rumput, anak-anak juga bisa berkreasi
dengan membuat boneka sendiri atau mencukur rumput yg telah tumbuh sesuai
dengan tipe rumput yg mereka inginkan. Hal ini tentu saja dapat memicu daya
imajinasi dan kreatifitas anak-anak.
Boneka horta yang masih dalam
kemasan, rumputnya masih bisa tumbuh dengan baik apabila ditumbuhkan sebelum 3
bulan dari sejak pembuatan. Tanggal kadaluarsa boneka ada pada petunjuk
penggunaan yang dilampirkan pada setiap boneka. Sedangkan rumput yang telah
tumbuh pada boneka bisa bertahan antara 2-3 bulan, hal ini dikarenakan media
tumbuhhnya terbatas hanya sebulatan boneka saja dan pupuk/nutrisi yang terdapat
pada bulatan boneka juga terbatas.
Modal pertama usaha boneka horta ini
mereka dapatkan dari bantuan/hibah sebesar Rp4.750.000,00 oleh Dirjen Pendidian
Tinggi melalui program kreatifitas mahasiswa yang mereka ikuti pada tahun
2004/2005 dengan pengajuan proposal. Dengan modal awal tersebut, kini mereka
mendapatkan omset perbulannya sekitar 30 juta hingga 100 juta rupiah.
Mereka memasarkan langsung
boneka-boneka tersebut ke kiosnya yang ada di Bogor dan Jakarta. Mereka juga
memasarkannya di Carefour, dan membuka keagenan di seluruh Indonesia. Target
pemasaran mereka adalah semua kalangan, terutama anak-anak. Untuk menjadi
agennya, cukup dengan berinvestasi sebesar Rp500.000,00, sedangkan untuk
menjadi distributor cukup membayar Rp25.000.000,00. Investasi atau pembayaran
tadi akan mereka kembalikan dalam bentuk dagang (boneka horta dan potty
dan media promosi seperti banner, kaos horta, spanduk dan catalog boneka
horta. Saat ini, mereka telah memiliki distributor lebih dari 30 orang yang
tersebar diseluruh Indonesia. Mereka masih membutuhkan agen karena masih banyak
orang yang penasaran atau belum tahu tentang boneka horta, kecuali hanya
melihat di liputan media cetak ataupun elektronik. Mereka juga menjalin
kerjasama dengan vendor atau suplier dengan terus melakukan kontak dan jujur
dalam segala hal, termasuk ketepatan waktu dalam hal pembayaran barang-barang
yang mereka beli dari suplier tersebut. Mereka juga memperkerjakan untuk
membantu dalam proses produksi sekitar 35 orang yang terdiri dari ibu-ibu rumah
tangga, remaja, dan bapak-bapak di Kampung Selahuni, Rt 03/06, Ciomas Rahayu
kec.Ciomas. Sedangkan team selles dan marketing ada 7 orang (6 orang di
kampus/Dramaga, 1 orang di carefour). Mereka memberikan gaji karyawanya
tergantung pada bagiannya. Pada bagian produksi, mereka memberikan gaji
perbulan rata-rata sesuai dengan UMR tergantung seberapa banyak mereka bisa
memproduksi, sedangkan dibagian pemasaran biasanya mereka memberikan gaji
1 juta ke atas. Rata-rata pendidikan terakhir karyawan disana adalah
lulusan SMA.
Kemajuan usaha ini juga berkat peran
dari IPB, karena semua fasilitas yang mereka gunakan berasal dari IPB, kemudian
untuk pemasarnnya, setiap kali ada event yang cocok atau sesuai dengan tema
pertanian, boneka horta selalu dilibatkan, baik itu pameran, bazaar, maupun
kuliah umum bagi mahasiswa/I IPB. Selain itu, dari LPPM IPB juga membantu
memasarkan boneka di tempat LPPM tersebut. Selain itu, pemerintah juga
mendukung usaha tersebut dengan melibatkannya dalam acara-acara yang
diselenggarakan oleh PEMDA. Prestasi yang telah dicapai oleh Gigin dan
teman-teman melalui usaha ini, yaitu penyaji terbaik/penghargaan setingkat emas
pada Pekan Ilmiah mahasiswa Nasional di Padang thn 2005, dan rekor MURI sebagai
“Penggagas Boneka Horta”.
Mereka memilki banyak variasi atau
model, yaitu boneka horta cup, kura-kura , panda, sapi, kodok, babi, gajah,
macan, kucing, kuda, horta etnik, horta wisuda, horta mobil, dan super horta.
Rata-rata dipasarkan dengan harga 20rb-25rb.
Pesan
Gigin Mardiansyah untuk pengusaha pemula :
“Yang penting action aja, jangan kebanyakan mikir untuk
memulai suatu usaha. Learning by doing aja, Insya Allah semua akan indah pada
waktunya,” – Gigin Mardiansyah
3.
Ferry
Unardi – Traveloka.com
Modal
transportasi udara sekarang ini bukanlah suatu hal yang langka, yang hanya bisa
dinikmati oleh kalangan atas saja. Tuntutan aktivitas yang tinggi membuat pesawat
terbang menjadi primadona baru sebagai alternatif penunjang bisnis. Sayangnya,
perkembangan industri pesawat terbang tidak dibarengi dengan sistem akomodasi
yang memadai. Sejumlah perusahaan yang memfasilitasi pembelian tiket pesawat
secara online seringkali terlalu banyak kendala sehingga mengharuskan kita
akhirnya harus datang ke agen travel terdekat juga.
Beranjak
dari pengalaman pribadi tentang masalah saat memesan tiket pesawat, Ferry
Unardi melihat hal tersebut sebagai sebuah peluang. Bahkan akhirnya
Ferry rela memutuskan untuk berhenti dari bangku kuliah demi membangun
startup reservasi tiket yang sekarang hampir dikenal oleh semua orang di
Indonesia. Reservasi tersebut adalah Traveloka.com
Ferry
Unardi lahir di Padang, 16 Januari 1988. lulus dari bangku SMA, Ferry
memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Purdue University jurusan Computer
Science dan Engineering. Setelah lulus dari jenjang pendidikan S1, Ferry sempat
bekerja sebagai software engineer di perusahaan Microsoft daerah Seattle. Puas
bekerja dan belajar banyak hal di perusahaan Microsoft selama 3 tahun, Ferry
kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan MBA di Harvard University.
Baru
1 semester menjalankan pendidikan di Harvard University, ada naluri bisnis yang
menggelitik Ferry untuk mengembangkan #startup di bidang reservasi pesawat.
Pengalamannya bolak balik Amerika-Indonesia selama 8 tahun memberinya banyak
pelajaran tentang sistem reservasi pesawat di Indonesia.
Awal
mula ide membuat traveloka, muncul kala itu ferry yang sedang berkuliah di
Amerika ingin pulang ke kampung halamannya dipadang. Seperti yang kita tahu
bahwa kala itu pemesanan tiket dari Amerika hanya tersedia sampai Jakarta saja.
Setelah sampai jakarta ferry harus melanjutkan ke padang dan masih harus mengantri
membeli tiket di Bandara untuk transit menuju Padang. Ferry merasa hal tersebut
sangat merepotkan dan membuang-buang waktu sekali. Dan ketika itu dia
terpikirkan untuk membuat sebuah reservasi tiket pesawat yang bisa diakses dan
dipesan dari mana saja.
Banyak
pihak yang menyayangkan keputusan Ferry untuk berhenti dari pendidikan MBA yang
sedang ia tempuh. Namun rupanya Ferry punya impian dan jalannya sendiri. Pada
Maret 2012, Ferry bersama 2 orang rekannya, Derianto Kusuma dan Albert yang
juga berprofesi sebagai engineer memutuskan untuk mulai membangun konsep dan
core business untuk Traveloka. Melalui sistem pengembangan konsep #ecommerce
dan segala hal teknis secara mandiri, akhirnya Traveloka berhasil dirilis dalam
versi beta pada periode Oktober 2012.
Peluncuran
perdana Traveloka bukan mulus tanpa halangan. Sebagai startup kecil yang baru
dirintis, kala itu nyaris tidak ada maskapai penerbangan yang mau
bekerjasama dengan tim Traveloka. Namun Ferry bersama rekan-rekannya tidak
pernah patah semangat dalam mengembangkan Traveloka. Sejak dirilis pada tahun
2012, kini Traveloka sudah mulai berkembang pesat dan bekerjasama dengan
sejumlah maskapai penerbangan Indonesia.
Pelayanan
yang berkualitas dan berdedikasi menjadi salah satu kunci kesuksesan Traveloka.
Berawal dari tim kecil yang beranggotakan 8 orang, kini Traveloka mulai tumbuh
menjadi perusahaan besar dengan jumlah karyawan mencapai lebih dari 100 orang
untuk beragam divisi seperti maintenance, human resource, customer service
serta divisi lainnya. Tidak hanya itu, kini Traveloka juga telah berekspansi
dalam penjualan voucher hotel dengan berbagai pilihan serta diskon menarik.
4.
Sukyatno – Es Teler 77
Semasa
duduk di bangku sekolah, tokoh pengusaha sukses ini dikenal sebagai anak yang tidak
begitu sukses dengan nilai pelajaran. Buktinya ia dua kali tidak naik kelas.
Jikapun ia naik kelas, ia biasanya ia biasanya menduduki peringkat kelas ke
40-an diantara 50 siswa yang ada. Beranjak remaja, beliau bersekolah di
sebuah SMA. Namun sangat disesalkan , ia mengenyam pendidikan di bangku SMA
hanya tiga bulan saja. Maka, melihat kondisi seperti ini, ayahnya memutuskan
untuk mengirimnya ke Jakarta tinggal bersama sang paman. Alih-alih untuk
melanjutkan sekolah, malah di Jakarta beliau diajarkan cara berdagang oleh sang
paman.
Mungkin karena keterbatasan pendidikan, ia pun tidak memilih dalam melaksanakan usaha. Apa saja ia lakukan untuk bertahan hidup. Terkadang sejarah pengusaha sukses memang dilalui dengan berbagai rintangan dan cobaan. Para pengusaha sukses tersebut mengajarkan kepada kita akan pentingnya perjuangan dan sikap untuk berusaha keras untuk menaklukan kehidupan ini. Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti kisah perjalanan pengusaha sukses berikut ini
Mungkin karena keterbatasan pendidikan, ia pun tidak memilih dalam melaksanakan usaha. Apa saja ia lakukan untuk bertahan hidup. Terkadang sejarah pengusaha sukses memang dilalui dengan berbagai rintangan dan cobaan. Para pengusaha sukses tersebut mengajarkan kepada kita akan pentingnya perjuangan dan sikap untuk berusaha keras untuk menaklukan kehidupan ini. Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti kisah perjalanan pengusaha sukses berikut ini
Sukyatno Nugroho (atau Hoo Tjioe Kiat; lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 3 Agustus 1948 – meninggal di Jakarta, 9 Desember 2007 pada umur 59 tahun) adalah wiraswastawan, pendiri dan Presiden Komisaris Grup Es Teler 77.
Meskipun hanya lulus SLTP, ia orang yang gigih. Usaha penjualan es telernya bermula dari usaha kecil-kecilan menggunakan resep dari ibu mertuanya. Salah satu mottonya adalah "Kalau perlu, saya akan bekerja 76 jam sehari untuk bisnis ini." Ia menjadi salah satu ikon waralaba lokal Indonesia.
Sukyatno dikenal sebagai orang yang eksentrik, penuh ide aneh, dan filantropis. Untuk yang terakhir ini ia memiliki Yayasan Perjalanan Mencerdaskan Bangsa demi merealisasi gagasannya bagi kegiatan untuk anak-anak, remaja, dan kelompok terpinggirkan. Ia selalu berupaya menyajikan yang "paling dan pertama". Beberapa kegiatan eksentrik yang dilakukan adalah acara melukis di atas kanvas "paling panjang di dunia", 1.100 meter di Pantai Mutiara, Jakarta, lomba melukis di batu sebagai jawaban atas tawuran anak sekolah yang saling melempar batu, lomba seni dari barang bekas, lomba melukis layang-layang, lomba melukis di hutan, festival melukis di dasar danau kering Telaga Prigi (Jawa Tengah), serta kompetisi melukis untuk kaum tunanetra.
Ia dianugerahi beberapa penghargaan penting, seperti The Best Asean Executive Award dan Satya Lencana Pembangunan (1995). Berkali-kali namanya dicatat oleh Museum Rekor Indonesia. Ia juga menulis buku 18 Jurus Sakti Dewa Mabuk Membangun Bisnis.
Sejarah Es Teler 77
Pada awalnya, ES TELER 77 hanyalah sebuah kantin kecil yang dibuka di sebuah tenda di pelataran gedung pertokoan Duta Merlin di Jakarta. Kantin tersebut hanya memiliki lima karyawan tetap. Sering kali kantin tersebut harus ditutup akibat banjir yang terjadi pada saat-saat hujan lebat. Usaha kecil ini berjalan dengan cukup baik, tetapi sebagai pedagang kecil ES TELER 77 sering kali diperlakukan tidak adil oleh pihak manajemen gedung. Suatu saat pihak manajemen gedung menaikan harga sewa sampai tiga kali lipat tanpa alasan yang jelas. Tentunya ES TELER 77 yang hanya sebagai kantin kecil tidak bisa berbuat banyak, akhirnya kantin tersebut harus ditutup dalam waktu singkat yang diberikan oleh pihak manajemen gedung.
Kejadian tersebut tidak membuat Ibu Murniati putus asa. Dengan bantuan suaminya dan juga putra-putrinya mereka membuka satu lagi ES TELER 77 yang lebih baik dan lebih besar. Cabang ES TELER 77 ini dibuka di Jalan Pembangunan 1, di sebelah gedung pertokoan Gajah Mada Plaza. Di lokasi ini bisnis ES TELER 77 ini berkembang dengan pesat dan merek ES TELER 77 menjadi lebih dikenal
Setelah beberapa tahun kemudian Ibu Murniati Widjaja dan keluarganya mendirikan badan usaha swasta bernama CV ES TELER 77 yang kemudian menjadi dasar bisnis keluarga ini. Perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Trisno Budijanto dan dikelolah oleh putra-putrinya. Perusahaan ini kemudian berkembang dengan membuka beberapa cabang ES TELER 77 lainnya di wilayah Jakarta. Meskipun demikian ES TELER 77 sebagai produk lokal Indonesia seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak adil oleh pihak pemilik tempat atau manajemen gedung yang seringkali lebih mementingkan perusahaan dengan merek-merek asing. Tetapi perusahaan ES TELER 77 tidak pernah menyerah. Sebaliknya mereka lebih bersemangat lagi setiap kali mereka harus menutup salah satu restorannya. Mereka bertekad untuk membuka lima cabang baru ES TELER 77 setiap kali mereka harus menutup satu cabang ES TELER 77.
Pada awalnya, ES TELER 77 hanyalah sebuah kantin kecil yang dibuka di sebuah tenda di pelataran gedung pertokoan Duta Merlin di Jakarta. Kantin tersebut hanya memiliki lima karyawan tetap. Sering kali kantin tersebut harus ditutup akibat banjir yang terjadi pada saat-saat hujan lebat. Usaha kecil ini berjalan dengan cukup baik, tetapi sebagai pedagang kecil ES TELER 77 sering kali diperlakukan tidak adil oleh pihak manajemen gedung. Suatu saat pihak manajemen gedung menaikan harga sewa sampai tiga kali lipat tanpa alasan yang jelas. Tentunya ES TELER 77 yang hanya sebagai kantin kecil tidak bisa berbuat banyak, akhirnya kantin tersebut harus ditutup dalam waktu singkat yang diberikan oleh pihak manajemen gedung.
Kejadian tersebut tidak membuat Ibu Murniati putus asa. Dengan bantuan suaminya dan juga putra-putrinya mereka membuka satu lagi ES TELER 77 yang lebih baik dan lebih besar. Cabang ES TELER 77 ini dibuka di Jalan Pembangunan 1, di sebelah gedung pertokoan Gajah Mada Plaza. Di lokasi ini bisnis ES TELER 77 ini berkembang dengan pesat dan merek ES TELER 77 menjadi lebih dikenal
Setelah beberapa tahun kemudian Ibu Murniati Widjaja dan keluarganya mendirikan badan usaha swasta bernama CV ES TELER 77 yang kemudian menjadi dasar bisnis keluarga ini. Perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Trisno Budijanto dan dikelolah oleh putra-putrinya. Perusahaan ini kemudian berkembang dengan membuka beberapa cabang ES TELER 77 lainnya di wilayah Jakarta. Meskipun demikian ES TELER 77 sebagai produk lokal Indonesia seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak adil oleh pihak pemilik tempat atau manajemen gedung yang seringkali lebih mementingkan perusahaan dengan merek-merek asing. Tetapi perusahaan ES TELER 77 tidak pernah menyerah. Sebaliknya mereka lebih bersemangat lagi setiap kali mereka harus menutup salah satu restorannya. Mereka bertekad untuk membuka lima cabang baru ES TELER 77 setiap kali mereka harus menutup satu cabang ES TELER 77.
5.
William
Tanuwijaya - Tokopedia
Sosok William dikenal sebagai co-founder
dari situs jual beli yang sedang populer, tokopedia. Bersama kawannya,
Leontinus Alpha Edison, tokopedia menjadi sebuah online marketplace yang kini tumbuh besar.
Pengguna situs ini pun sudah mencapai ribuan dengan total transaksi mencapai
miliaran rupiah per tahunnya. Kisah
pengusaha sukses seorang William Tanuwijaya dimulai saat ia
masih kuliah. Saat itu ia duduk di bangku kuliah Bina Nusantara pada tahun 1999.
Ia memulai karirnya saat kuliah sebagai pekerja. Saat itu ia magang sebagai
seorang penjaga warnet. Alasannya karena William ingin internetan gratis.
Karena seringnya bekerja sebagai operator, ia seringkali bolos kuliah. Namun
tahun pada tahun 2013, William akhirnya lulus kuliah. Kisah William Tanuwijaya
memang tidak serumit kisah pengusaha sukses lainnya. Tapi sebelum menjadi
seperti sekarang, dia pun merangkak terlebih dulu sebagai pekerja. Setelah
lulus kuliah, William bekerja sebagai game developer di PT Boleh Net Indonesia.
Setelah itu karirnya berlanjut ketika ia menjadi software developer di beberapa
perusahaan ternama di Jakarta. Sekitar tahun 2007-2008, William pernah menjadi
super moderator di situs forum kafegaul yang menginspirasinya untuk membuat
sebuah situs jual beli online.
Awal Berdirinya Tokopedia Kisah
pengusaha sukses ini ternyata cukup menarik karena toko yang ia bangun berasal
dari perenungan dan kejadian yang ada di sekitarnya. Ceritanya saat itu William
berpikir tentang banyaknya kasus penipuan jual beli yang terjadi di forum
tersebut. Ia ingin sekali membantu orang yang tertipu tersebut, namun ia tidak
dapat melakukan apa-apa. Terlintas di kepala William bahwa pembeli harus
percaya kepada situs penyedianya. Situs penyedialah yang bertanggung jawab jika
terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Kisah pengusaha sukses ini ternyata
cukup menarik karena toko yang ia bangun berasal dari perenungan dan kejadian
yang ada di sekitarnya.Akhirnya pada tahun 2009, William bersama temannya
Leontinus Alpha Edison mendirikan situs tokopedia. Situs yang didirikan pada
tangal 6 Februari 2009 tersebut mulai dibuka ke publik pada 17 Agustus 2009,
bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia Raya. Kisah William Tanuwijaya
tergolong kisah orang sukses yang perjalanan bisnisnya cukup lancar. Awal
berdiri, tokopedia sudah mendapatkan investor. Pada tahun yang sama pula,
tokopedia mendapatkan penghargaan dari Bubu Awards v.06 sebagai perusahaan
e-commerce terbaik. Sebuah pencapaian yang bagus untuk sebuah situs yang pada
tahun pertamanya. Setelah penghargaan tersebut, tokopedia menjadi semakin
terkenal. William dan Leon pun menjadi bahan perbincangan para pengguna
internet. Kisah pengusaha sukses bernama William Tanuwijaya ini mungkin
terdengar biasa dan jalan hidupnya terlalu mudah untuk mencapai kesuksesan.
Jangan salah duga dulu, di balik kesuksesan tokopedia, selalu ada hambatan dan
cobaan, contohnya banyaknya orang yang pesimi terhadap mereka. Memang ada yang
terus mendukung tokopedia tetapi tidak sedikit yang menyindir mereka. Beberapa
orang beranggapan bahwa meskipun situs ini telah mendapatkan
penghargaan, satu atau dua tahun situs tokopedia akan punah. Tentu
saja pendapat orang-orang tersebut salah besar. Tokopedia tetap hidup sampai
sekarang. William dan Leon pun mulai dikenal sebagai pengusaha startup yang
cukup sukses.
Semakin Populer William
dan Leon kini terus membuat tokopedia lebih baik. Kerja keras mereka pada
akhirnya membawa mereka terus bergerak maju di dunia startup. Hasilnya adalah
prestasi pada tahun 2013 ini. Pada 11 April 2013 lalu, tokopedia menempati
posisi ke-54 sebagai situs yang paling banyak dikunjungi orang Indonesia. Data
tersebut dirilis oleh Alexa, situs penyedia informasi internet yang cukup
kredibel. Alexa juga merilis bahwa posisi tokopedia berada di atas situs
transaksi online asing lainnya seperti qoo10 yang berada di posisi 299 dan
rakuten yang berada jauh di posisi 577. Sebuah prestasi yang cukup membanggakan
untuk sebuah situs marketplace yang sudah memasuki tahun keempatnya pada tahun
2013 ini.
Prestasi pun patut diacungkan kepada
William dan leon kisahnya merupakan kisah pengusaha sukses yang inspiratif
Kisah pengusaha sukses bernama William Tanuwijaya ini benar-benar menarik.
Kisahnya bersama tokopedia yang telah ia bangun bersama rekannya sungguh
menarik dan memberikan banyak pelajaran penting. Tidak ada yang tidak mungkin
untuk seseorang yang meu berusaha dan mau berdedikasi. Pria yang hobi membaca
buku dan nonton ini pun memiliki cita-cita agar tokopedia bisa terus bertahan
dan berkontribusi dalam membangun Indonesia kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA